Saat berkunjung ke Hatyai, Thailand selatan, sekali waktu sempatkan berkunjung ke Hatyai Floating Market. Dari namanya, kita tentu bisa menebak bahwa itu adalah pasar terapung yang menjual berbagai macam barang. Dan tebakan itu memang tidak salah.
Hatyai floating market adalah pasar terapung seperti halnya pasar sejenis di sungai Lok Bintan Martapura, atau juga yang ada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hanya bedanya, pasar terapung di Hatyai lebih menyerupai atraksi wisata dan pusat wisata kuliner ketimbang pasar dengan transaksi jual beli sehari-hari.
floating market, dilihat dari jembatan |
berjajar menunggu pembeli |
Karena floating market di Hatyai ini lebih mengarah ke wisata kuliner, maka tak heran jika kondisi pasar dikemas menarik. Para penjaja berjejer rapi diatas perahunya yang dihias warna warni. Di pinggir sungai juga disediakan panggung hiburan dengan berbagai atraksi musik dan tari-tarian lokal. Para penjual kebanyakan adalah warga lokal yang mayoritas beragama Islam. Maka tak heran jika penjual didominasi wanita bertudung/berjilbab sedangkan yang laki-laki berkopiah atau berjenggot.
panggung hiburan di samping floating market |
Para pengunjung floating market disini kebanyakan adalah wisatawan dari Malaysia. Hal ini karena Hatyai hanya berjarak satu jam perjalanan dari border/perbatasan changloon antara Malaysia dan Thailand. Maka tak heran jika bahasa yang banyak dipakai adalah bahasa Melayu dengan dialek Pattani. Untuk pembayaran, selain mata uang bath, para penjual di floating market ini juga menerima pembayaran dengan mata uang Ringgit.
Floating market ini hanya dibuka sore hari, antara pukul 16 sampai pukul 21 waktu setempat. Pada waktu-waktu itu, pengunjung nyaris memenuhi semua sudut pasar, terutama di perahu pinggir sungai. Tempat parkir juga dipenuhi kendaraan berbagai jenis. Tidak jarang datang rombongan besar pengunjung dengan memakai bis tingkat yang umum ada di Thailand.
bas persiaran double deck |
Entah apa sebabnya pasar terapung ini hanya buka di sore dan malam hari. Namun yang jelas, keindahan floating market makin mempesona dengan aneka lampu warna warni. Belum lagi penyajian makanan dan minuman yang dihias sedemikian rupa, makin menambah daya tarik pasar terapung ini.
Untuk menuju floating market ini, umumnya para pengunjung menggunakan kendaraan pribadi atau secara rombongan menggunakan bas persiaran / bis pariwisata. Namun jika ingin fleksibel terutama untuk para backpaker, pengunjung bisa menyewa tuk tuk (angkot) dari Hatyai. Jaraknya dekat, hanya 15-20 menit perjalanan. Tinggal bilang mau ke Khlong Hae, demikian warga lokal menyebut pasar terapung itu.
Secara umum, para pedagang di floating market ini terbagi dua. Yaitu mereka yang berjualan di atas perahu, berjejer rapi di pinggir sungai. Dan mereka yang berjualan di bedak bedak pasar yang dibangun di samping parkir kendaraan.
Dagangan yang ditawarkan juga beraneka ragam. Ada tom yam, makanan khas Thailand, sup, mie, dan aneka makanan ringan dari ikan dan daging ayam. Orang setempat menyebut makanan ringan berbahan baku ayam itu dengan isan. Saya sendiri paling suka gorengan kepiting yang digoreng garing, hingga lebih menyerupai keripik. Rasanya renyah dan gurih, cocok buat cemilan di sore hari. Harganya pun cukup murah. Sebungkus plastik cuma dihargai 20 bath, atau setara 7 ribu rupiah.
Yang unik adalah cara transaksi jual beli antara pembeli di darat dengan penjual yang ada diatas perahu. Pembeli cukup menunjuk barang apa yang mau dibeli. Selanjutnya penjual akan mengulurkan keranjang plastik berisi barang yang dipesan pembeli. Di keranjang plastik itu juga pembeli meletakkan uang pembayarannya. Semudah itu. Sehingga meskipun kita tidak paham bahasa dan tulisan mereka, transaksi tetap bisa berlangsung.
Bagikan
Khlong Hae, Hatyai Floating Market
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
1 komentar:
Tulis komentarMantab....tahun depan harus diulangi....dan moga tidak da obyek yg ketinggalan.....
Replysilahkan masukkan komentar anda disini