Tak banyak orang yang tahu, bahwa Arab Saudi memiliki banyak
situs arkeologi peninggalan sejarah yang luar biasa. Situs-situs ini tersebar
di berbagai pelosok negeri Jazirah Arab, hingga ke negeri-negeri sekitar di
Timur Tengah. Salah satu situs arkeologi yang cukup dikenal adalah MadainSaleh, wilayah kering di tengah gurun pasir yang dikenal sebagai bekas wilayah
kaum Tsamud, 800 SM.
Bagi jamaah Umroh atau Haji, mengunjungi Madain Saleh adalah
tantangan tersendiri. Selain tempatnya yang jauh, sekitar 450 km dari Madinah
atau 830 dari Mekkah, pengunjung juga harus punya ijin khusus untuk bisa masuk
area terbatas itu. Ada pintu gerbang khusus yang dijaga oleh Askar Kerajaan
Saudi, yang memeriksa setiap pengunjung yang mau masuk. Sesuai regulasi
pemerintah Saudi, jamaah dengan visa umrah hanya berlaku di tiga kota; Jeddah,
Mekkah, dan Madinah. Sehingga jika hanya mengandalkan paspor dengan visa umrah
atau haji, bisa dipastikan akan disuruh balik atau ditolak masuk.
Beruntung, Senin 2/1/2017 kemarin saya bersama Zaki Zamani
(boss Rameyza Tour) dan Tauhid Wijaya (General Manager Radar Kediri, Jawa Pos Group)
berkesempatan mengunjungi situs bersejarah tersebut. Dengan dipandu Soleh,
mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah, kami bisa memasuki situs
tersebut tanpa halangan yang berarti.
Penunjuk jalan ke Madain Saleh |
Meskipun letaknya 450 km dari Madinah, tempat ini bisa
dicapai dengan 4 jam perjalanan naik mobil dari Madinah. Tentu saja kecepatan
harus 120-160 km per jam, melalui padang pasir yang panjang. Untungnya,
infrastruktur jalan di Saudi ini sangat bagus. Mobil bisa digeber kencang,
tanpa terasa guncangan yang berarti. Sepanjang perjalanan, pemandangan padang
pasir yang monoton kadang diselingi dengan hamparan gunung batu yang kering
kerontang.
Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi |
jalan panjang tak ada ujung ke Madain Saleh |
Di beberapa tempat, ada papan peringatan sering terjadi
badai pasir. WARNING, SANDSTORM AREA! Atau melewati peternakan onta yang
dipiara penduduk setempat secara lepas. Kadang sering terjadi, onta-onta
tersebut seenaknya menyeberang jalan. Tidak terbayang jika berkendara dengan
kecepatan 160 km/jam dan menabrak onta lewat! Ontanya memang mati, tapi yang
menabrak juga dipastikan tidak akan selamat.
Badai Pasir |
Memasuki North Gate Madain Saleh, pengunjung akan dicegat
oleh Askar penjaga gerbang. Hanya mungkin karena sedang sepi, kami hanya
diperiksa sekedarnya, lalu disuruh terus. Lega! Padahal bayangan kami, nanti
pasti akan diperiksa dan ditanyai macam-macam.
Sebelum masuk kompleks Madain Saleh, pengunjung bisa mampir
sejenak di Hejaz Railway Museum untuk sekedar melapor dan memperoleh keterangan
ringkas seputar situs Madain Saleh. Disini pengunjung juga bisa mendapat brosur
dan peta letak benda-benda arkeologi di Madain Saleh. Peta ini sangat berguna
karena wilayah Madain Saleh yang terbentang luas dan situs-situsnya tersebar
sejauh mata memandang.
Yang menarik, sebelum memasuki lokasi utama, di sebelah kiri
jalan terdapat reruntuhan kota kuno Al-Hijr. Bekas-bekas bangunan yang terbuat
dari batu bata dan lumpur masih terlihat jelas diantara semak-semak. Berdasarkan
bukti arkeologis dan sejarah, tempat ini dulu dikenal sebagai Al-Hijr (tempat
berbatu) yang dihuni oleh bangsa Thamudis dan Nabataean.
Kaum Tsamud dikenal sebagai bangsa yang gigih, kuat, dan
arsitek ulung. Al Quran juga menyebutnya sebagai bangsa yang bisa memahat
gunung dan menjadikannya sebagai rumah. Sayangnya, karena kuatnya itu, mereka
menjadi sombong dan tidak mengakui Tuhan. Nabi Saleh yang diutus untuk kaum itu
malah dianiaya dan diusir. Unta yang keluar dari gunung yang menjadi mukjizat
Nabi Saleh pun mereka bunuh.
Karena penolakan dari kaumnya tersebut, Nabi Saleh dan
beberapa pengikutnya pun pindah ke Ramallah, Palestina. Dalam selang waktu tiga
hari kemudian, turunlah badai angin dan petir. Kaum Tsamud yang berlindung di
dalam goa di gunung batu pun tidak luput dari azhab, mati tersambar petir.
Terbukti, istana batu di gunung-gunung yang megah itu tidak mampu melindungi
mereka dari azhab Allah.
Cerita tentang kaum Tsamud ini terdapat dalam surah Hud ayat
61-62 dan 65-68, Ibrahim ayat 9, Al-A'raf ayat 75-77, An-Naml ayat 47-50,
Al-Qamar ayat 23-26, dan Asy-Syu'araa' 141-158.
Menurut Al Quran, kaum yang pertama kali dihancurkan adalah
kaum Nuh. Selanjutnya, adalah kaum Nabi Luth yang melakukan hubungan sejenis.
Kemudian berturut-turut, kaum Nabi Musa (penenggelaman Firaun), kaum Nabi
Syuaib (Madyan), kaum Nabi Hud (‘Ad), dan kaum Nabi Saleh (Tsamud).
Lokasi Madain Saleh |
Peta Madain Saleh |
Untuk memudahkan pengunjung, pengelola membagi kawasan seluas
14,6 km2 ini menjadi beberapa lokasi, yaitu:
1 Jabal Al-Khuraymat Group of Tombs
Jabal Al-Khuraymat terletak di sebelah
barat jalur rel kereta api Hejaz. Di wilayah ini terdapat 53 tombs dalam
beberapa blok gunung batu. Masing-masing makam dihiasi dengan berbagai motif
dan ornamen yang luar biasa.
Al Khuraymat dengan 53 makam batu, courtesy by saminaik.com |
2.
Qasr Al-Saniya
Kelompok makam ini berada situs sebelah
selatan, yang terbagi atas dua grup. Grup pertama disebut Qasr Al-Saniya, yang
berisi makam para pekerja. Pada makam ini terdapat tanggal yang merujuk pada 17
April tahun Aretas IV (raja Nabataeans, 9 SM – 40 M). Sedangkan sebelah timur
terletak 7 makam sederhana tanpa banyak hiasan.
Qasr Al-Saniya dari kejauhan |
Wilayah ini terletak di sisi selatan situs,
dan terdiri dari dua blok gunung batu. Blok pertama berisi 18 makam dengan
berbagai dekorasi motif yang indah, sedang blok satunya hanya terisi satu makam
sederhana.
Disebut Qasr Al Fareed (tempat yang unik)
karena hanya terdiri dari satu gunung batu dengan satu makam yang sangat besar.
Lokasinya di sebelah tenggara, terpisah dari gunung batu terpahat yang lain. Qasr ini dibentuk dengan memotong sebuah bukit
batu besar menjadi dua, dan dipahat indah menjadi istana. Meskipun belum
selesai tuntas, tetapi kehebatan kaum Tsamud dalam mengukir gunung sangat
teruji disini.
Qasr Al-Fareed, courtesy by saudi-archeology.com |
Qasr Al Bint terletak di sebelah barat
Jabal Ethlib dan berisi dua blok gunung batu. Blok pertama memanjang dari utara
ke selatan dan berisi 29 makam. Sedangkan blok yang kedua terletak di sebelah
barat laut Jabal Ethlib. Wilayah ini dipercaya sebagai residensial warga
Tsamud. Bentuknya berupa gunung batu besar yang dipahat menjadi beberapa
rumah-rumah. Besar dan megah.
Qasr Al Bint |
Jabal Ethlib merupakan pusat dari
keseluruhan situs di Madain Saleh. Kawasan yang terletak di timur laut ini
terdiri dari serangkaian bukit curam, dimana di dalamnya terdapat ruangan yang
lebar. Ruangan itu dahulu berfungsi sebagai ruang pemujaan dan upacara
peyembahan berhala. Kaum Tsamud dahulu memang dikenal sebagai penyembah
berhala. Tentu saja berhala-berhala itu sekarang sudah tidak ada.
Qasr Al Deewan, courtesy by saudi-archaeology.com |
7.
The Group of Jabal Al-Mahjar Tombs
Kelompok ini terletak di sebelah tenggara
Qasr Al Bint, yang terdiri dari tiga bukit. Salah satu bukit tersebut adalah
Jabal Al Mahjar yang berisi 14 makam dan sumur air kuno peninggalan Nabataean.
Jabal Al Mahjar Tombs dari kejauhan |
Umumnya, ratusan makam/qasr yang dibangun disini memiliki
kesamaan, yaitu dibangun dalam ukuran yang sangat besar. Namun ketika masuk ke
dalam, yang ada ternyata hanya ruangan kosong yang sempit. Sangat bertolak
belakang dengan besarnya bangunan dari luar. Pada beberapa qasr, dijumpai juga
ruang makan, ruang tidur, atau bahkan kuburan. “Di beberapa tempat, sampai
sekarang masih terdapat bau bangkai. Seperti bau anyir mayat, yang dipercaya
adalah mayat kaum Tsamud yang dikutuk Allah”, kata Mubarok, alumni S2
Universitas Ummul Qura Mekkah yang juga menjadi pemandu kami.
Ornamen dekoratif yang luar biasa |
dalam ruangan batu yang sempit |
Pahatan di tiap gunung sangat halus, dan tiap ornamen sangat
memperhatikan detail. Di setiap pintu masuk istana, terukir indah burung elang,
dengan kepala yang terpotong. Menurut guide kami, jika ada warga kaum Tsamud
yang meninggal, maka jasadnya akan diletakkan di depan pintu rumah dan menjadi
makanan burung Elang. Setelah tinggal tulang belulang, maka akan dikuburkan di
dalam rumah. Adapun kepala Elang yang terpotong karena terkait dengan
kepercayaan pemerintah Arab Saudi yang mengharamkan patung-patung mahluk hidup.
Setelah kaum Tsamud musnah, wilayah ini dihuni oleh bangsa
Nabataens (200 SM – 200 M), yang terkenal dengan pahatan gunung yang serupa di
Petra, Jordania. Bedanya adalah, pemerintah Jordania sangat mempromosikan Petra sebagai
wisata arkeologis unggulan disamping Laut Mati. Sedangkan Madain Saleh terkesan
masih ragu-ragu untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata oleh pemerintah
Saudi.
courtesy by pinterest.com |
Pada akhirnya, Madain Saleh akan mengingatkan kita pada dua
hal. Satu sisi adalah kehebatan kaum Tsamud dalam mengukir batu. Sisi lainnya,
adalah kehancuran mereka sebagai kaum yang ingkar sehingga diazhab oleh Allah.
''Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan
kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat
Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.'' (QS
al-A'raf: 74)
''Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang
yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah
mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud
mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tshamud.'' (QS Hud
ayat 67-68).
Pemerintah kerajaan Arab Saudi juga masih terbelah dalam dua
pendapat. Di satu sisi pemerintah yang dimotori oleh Dinas Pariwisata Saudi
ingin mengembangkan kawasan Madain Saleh menjadi kawasan wisata arkeologis. Hal
ini sesuai dengan keputusan UNESCO pada tahun 2008 lalu yang menjadikan Madain
Saleh sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).
Namun di sisi lain, ada larangan dari ulama Saudi untuk
mengunjungi kawasan yang terkutuk ini. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri
dikisahkan pernah mempercepat langkah ontanya saat melewati daerah ini dalam
perang Tabuk, agar secepat mungkin meninggalkan daerah ini. Di dekat Hejaz
Railway Station, dekat pintu gerbang Madain Saleh, juga terdapat sebuah sumur
yang diyakini pernah dipakai sahabat Rasulullah SAW untuk minum. Namun
Rasulullah SAW melarangnya dan menyuruh membuang air yang diambil dari sumur
tersebut.
Bagikan
Madain Saleh, Sisa-sisa Peradaban Indah Yang Terkutuk
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
4 komentar
Tulis komentarKerangka mayat Kaum Tsamud kok ga ada Pak Kaji...?
Replymantab....
Replykerangka memang sudah tidak ada. Tapi di beberapa lokasi masih sering dirasakan berbau busuk dan anyir seperti mayat
ReplySemoga allah izinkan saya kesini.aamiinn
Replysilahkan masukkan komentar anda disini