Wednesday, January 18, 2017

Madain Saleh, Sisa-sisa Peradaban Indah Yang Terkutuk

Tak banyak orang yang tahu, bahwa Arab Saudi memiliki banyak situs arkeologi peninggalan sejarah yang luar biasa. Situs-situs ini tersebar di berbagai pelosok negeri Jazirah Arab, hingga ke negeri-negeri sekitar di Timur Tengah. Salah satu situs arkeologi yang cukup dikenal adalah MadainSaleh, wilayah kering di tengah gurun pasir yang dikenal sebagai bekas wilayah kaum Tsamud, 800 SM.


Bagi jamaah Umroh atau Haji, mengunjungi Madain Saleh adalah tantangan tersendiri. Selain tempatnya yang jauh, sekitar 450 km dari Madinah atau 830 dari Mekkah, pengunjung juga harus punya ijin khusus untuk bisa masuk area terbatas itu. Ada pintu gerbang khusus yang dijaga oleh Askar Kerajaan Saudi, yang memeriksa setiap pengunjung yang mau masuk. Sesuai regulasi pemerintah Saudi, jamaah dengan visa umrah hanya berlaku di tiga kota; Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Sehingga jika hanya mengandalkan paspor dengan visa umrah atau haji, bisa dipastikan akan disuruh balik atau ditolak masuk.

Beruntung, Senin 2/1/2017 kemarin saya bersama Zaki Zamani (boss Rameyza Tour) dan Tauhid Wijaya (General Manager Radar Kediri, Jawa Pos Group) berkesempatan mengunjungi situs bersejarah tersebut. Dengan dipandu Soleh, mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah, kami bisa memasuki situs tersebut tanpa halangan yang berarti.
Penunjuk jalan ke Madain Saleh
Meskipun letaknya 450 km dari Madinah, tempat ini bisa dicapai dengan 4 jam perjalanan naik mobil dari Madinah. Tentu saja kecepatan harus 120-160 km per jam, melalui padang pasir yang panjang. Untungnya, infrastruktur jalan di Saudi ini sangat bagus. Mobil bisa digeber kencang, tanpa terasa guncangan yang berarti. Sepanjang perjalanan, pemandangan padang pasir yang monoton kadang diselingi dengan hamparan gunung batu yang kering kerontang.
Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi
jalan panjang tak ada ujung ke Madain Saleh
Di beberapa tempat, ada papan peringatan sering terjadi badai pasir. WARNING, SANDSTORM AREA! Atau melewati peternakan onta yang dipiara penduduk setempat secara lepas. Kadang sering terjadi, onta-onta tersebut seenaknya menyeberang jalan. Tidak terbayang jika berkendara dengan kecepatan 160 km/jam dan menabrak onta lewat! Ontanya memang mati, tapi yang menabrak juga dipastikan tidak akan selamat.
Badai Pasir
Memasuki North Gate Madain Saleh, pengunjung akan dicegat oleh Askar penjaga gerbang. Hanya mungkin karena sedang sepi, kami hanya diperiksa sekedarnya, lalu disuruh terus. Lega! Padahal bayangan kami, nanti pasti akan diperiksa dan ditanyai macam-macam.

Sebelum masuk kompleks Madain Saleh, pengunjung bisa mampir sejenak di Hejaz Railway Museum untuk sekedar melapor dan memperoleh keterangan ringkas seputar situs Madain Saleh. Disini pengunjung juga bisa mendapat brosur dan peta letak benda-benda arkeologi di Madain Saleh. Peta ini sangat berguna karena wilayah Madain Saleh yang terbentang luas dan situs-situsnya tersebar sejauh mata memandang.

Yang menarik, sebelum memasuki lokasi utama, di sebelah kiri jalan terdapat reruntuhan kota kuno Al-Hijr. Bekas-bekas bangunan yang terbuat dari batu bata dan lumpur masih terlihat jelas diantara semak-semak. Berdasarkan bukti arkeologis dan sejarah, tempat ini dulu dikenal sebagai Al-Hijr (tempat berbatu) yang dihuni oleh bangsa Thamudis dan Nabataean.

Kaum Tsamud dikenal sebagai bangsa yang gigih, kuat, dan arsitek ulung. Al Quran juga menyebutnya sebagai bangsa yang bisa memahat gunung dan menjadikannya sebagai rumah. Sayangnya, karena kuatnya itu, mereka menjadi sombong dan tidak mengakui Tuhan. Nabi Saleh yang diutus untuk kaum itu malah dianiaya dan diusir. Unta yang keluar dari gunung yang menjadi mukjizat Nabi Saleh pun mereka bunuh.

Karena penolakan dari kaumnya tersebut, Nabi Saleh dan beberapa pengikutnya pun pindah ke Ramallah, Palestina. Dalam selang waktu tiga hari kemudian, turunlah badai angin dan petir. Kaum Tsamud yang berlindung di dalam goa di gunung batu pun tidak luput dari azhab, mati tersambar petir. Terbukti, istana batu di gunung-gunung yang megah itu tidak mampu melindungi mereka dari azhab Allah.


Cerita tentang kaum Tsamud ini terdapat dalam surah Hud ayat 61-62 dan 65-68, Ibrahim ayat 9, Al-A'raf ayat 75-77, An-Naml ayat 47-50, Al-Qamar ayat 23-26, dan Asy-Syu'araa' 141-158.

Menurut Al Quran, kaum yang pertama kali dihancurkan adalah kaum Nuh. Selanjutnya, adalah kaum Nabi Luth yang melakukan hubungan sejenis. Kemudian berturut-turut, kaum Nabi Musa (penenggelaman Firaun), kaum Nabi Syuaib (Madyan), kaum Nabi Hud (‘Ad), dan kaum Nabi Saleh (Tsamud).
Lokasi Madain Saleh

Peta Madain Saleh
Untuk memudahkan pengunjung, pengelola membagi kawasan seluas 14,6 km2 ini menjadi beberapa lokasi, yaitu:

1       Jabal Al-Khuraymat Group of Tombs
Jabal Al-Khuraymat terletak di sebelah barat jalur rel kereta api Hejaz. Di wilayah ini terdapat 53 tombs dalam beberapa blok gunung batu. Masing-masing makam dihiasi dengan berbagai motif dan ornamen yang luar biasa.
Al Khuraymat dengan 53 makam batu, courtesy by saminaik.com

2.       Qasr Al-Saniya
Kelompok makam ini berada situs sebelah selatan, yang terbagi atas dua grup. Grup pertama disebut Qasr Al-Saniya, yang berisi makam para pekerja. Pada makam ini terdapat tanggal yang merujuk pada 17 April tahun Aretas IV (raja Nabataeans, 9 SM – 40 M). Sedangkan sebelah timur terletak 7 makam sederhana tanpa banyak hiasan.
Qasr  Al-Saniya dari kejauhan

3.       Area C Tombs
Wilayah ini terletak di sisi selatan situs, dan terdiri dari dua blok gunung batu. Blok pertama berisi 18 makam dengan berbagai dekorasi motif yang indah, sedang blok satunya hanya terisi satu makam sederhana.

4.       Qasr al-Fareed
Disebut Qasr Al Fareed (tempat yang unik) karena hanya terdiri dari satu gunung batu dengan satu makam yang sangat besar. Lokasinya di sebelah tenggara, terpisah dari gunung batu terpahat yang lain.  Qasr ini dibentuk dengan memotong sebuah bukit batu besar menjadi dua, dan dipahat indah menjadi istana. Meskipun belum selesai tuntas, tetapi kehebatan kaum Tsamud dalam mengukir gunung sangat teruji disini.
Qasr Al-Fareed, courtesy by saudi-archeology.com

Qasr Al Bint terletak di sebelah barat Jabal Ethlib dan berisi dua blok gunung batu. Blok pertama memanjang dari utara ke selatan dan berisi 29 makam. Sedangkan blok yang kedua terletak di sebelah barat laut Jabal Ethlib. Wilayah ini dipercaya sebagai residensial warga Tsamud. Bentuknya berupa gunung batu besar yang dipahat menjadi beberapa rumah-rumah. Besar dan megah.
Qasr Al Bint

Jabal Ethlib merupakan pusat dari keseluruhan situs di Madain Saleh. Kawasan yang terletak di timur laut ini terdiri dari serangkaian bukit curam, dimana di dalamnya terdapat ruangan yang lebar. Ruangan itu dahulu berfungsi sebagai ruang pemujaan dan upacara peyembahan berhala. Kaum Tsamud dahulu memang dikenal sebagai penyembah berhala. Tentu saja berhala-berhala itu sekarang sudah tidak ada.
Qasr Al Deewan, courtesy by saudi-archaeology.com

7.       The Group of Jabal Al-Mahjar Tombs
Kelompok ini terletak di sebelah tenggara Qasr Al Bint, yang terdiri dari tiga bukit. Salah satu bukit tersebut adalah Jabal Al Mahjar yang berisi 14 makam dan sumur air kuno peninggalan Nabataean.
Jabal Al Mahjar Tombs dari kejauhan

Umumnya, ratusan makam/qasr yang dibangun disini memiliki kesamaan, yaitu dibangun dalam ukuran yang sangat besar. Namun ketika masuk ke dalam, yang ada ternyata hanya ruangan kosong yang sempit. Sangat bertolak belakang dengan besarnya bangunan dari luar. Pada beberapa qasr, dijumpai juga ruang makan, ruang tidur, atau bahkan kuburan. “Di beberapa tempat, sampai sekarang masih terdapat bau bangkai. Seperti bau anyir mayat, yang dipercaya adalah mayat kaum Tsamud yang dikutuk Allah”, kata Mubarok, alumni S2 Universitas Ummul Qura Mekkah yang juga menjadi pemandu kami.
Ornamen dekoratif yang luar biasa
dalam ruangan batu yang sempit

Pahatan di tiap gunung sangat halus, dan tiap ornamen sangat memperhatikan detail. Di setiap pintu masuk istana, terukir indah burung elang, dengan kepala yang terpotong. Menurut guide kami, jika ada warga kaum Tsamud yang meninggal, maka jasadnya akan diletakkan di depan pintu rumah dan menjadi makanan burung Elang. Setelah tinggal tulang belulang, maka akan dikuburkan di dalam rumah. Adapun kepala Elang yang terpotong karena terkait dengan kepercayaan pemerintah Arab Saudi yang mengharamkan patung-patung mahluk hidup.

Setelah kaum Tsamud musnah, wilayah ini dihuni oleh bangsa Nabataens (200 SM – 200 M), yang terkenal dengan pahatan gunung yang serupa di Petra, Jordania. Bedanya adalah, pemerintah  Jordania sangat mempromosikan Petra sebagai wisata arkeologis unggulan disamping Laut Mati. Sedangkan Madain Saleh terkesan masih ragu-ragu untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata oleh pemerintah Saudi.
courtesy by pinterest.com

Pada akhirnya, Madain Saleh akan mengingatkan kita pada dua hal. Satu sisi adalah kehebatan kaum Tsamud dalam mengukir batu. Sisi lainnya, adalah kehancuran mereka sebagai kaum yang ingkar sehingga diazhab oleh Allah.

''Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.'' (QS al-A'raf: 74)

''Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tshamud.'' (QS Hud ayat 67-68).

Pemerintah kerajaan Arab Saudi juga masih terbelah dalam dua pendapat. Di satu sisi pemerintah yang dimotori oleh Dinas Pariwisata Saudi ingin mengembangkan kawasan Madain Saleh menjadi kawasan wisata arkeologis. Hal ini sesuai dengan keputusan UNESCO pada tahun 2008 lalu yang menjadikan Madain Saleh sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).

Namun di sisi lain, ada larangan dari ulama Saudi untuk mengunjungi kawasan yang terkutuk ini. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri dikisahkan pernah mempercepat langkah ontanya saat melewati daerah ini dalam perang Tabuk, agar secepat mungkin meninggalkan daerah ini. Di dekat Hejaz Railway Station, dekat pintu gerbang Madain Saleh, juga terdapat sebuah sumur yang diyakini pernah dipakai sahabat Rasulullah SAW untuk minum. Namun Rasulullah SAW melarangnya dan menyuruh membuang air yang diambil dari sumur tersebut.

 
sumur yang diyakini pernah dipakai minum oleh sahabat Rasulullah SAW

Bagikan

Jangan lewatkan

Madain Saleh, Sisa-sisa Peradaban Indah Yang Terkutuk
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

4 komentar

Tulis komentar
avatar
January 19, 2017 at 7:18 AM

Kerangka mayat Kaum Tsamud kok ga ada Pak Kaji...?

Reply
avatar
October 24, 2017 at 1:52 PM

kerangka memang sudah tidak ada. Tapi di beberapa lokasi masih sering dirasakan berbau busuk dan anyir seperti mayat

Reply
avatar
July 21, 2020 at 10:22 AM

Semoga allah izinkan saya kesini.aamiinn

Reply

silahkan masukkan komentar anda disini