Hari itu, Jumat, 29 Mei 2015, kami mendapat kesempatan istimewa
untuk mengunjungi International Institut of Islamic Tought And Civilization
(ISTAC). Kampus istimewa tempat lahirnya tokoh-tokoh Islam masa kini itu
terletak di tempat yang istimewa pula, Taman Duta Kuala Lumpur Malaysia.
Sebagaimana diketahui, Taman Duta adalah tempat eksklusif yang biasa dihuni
orang-orang kaya dan terkenal di Kuala Lumpur. Di rumah-rumah sepanjang jalan
ini, sudah biasa ditemui mobil sekelas Bentley, Ferrarri, atau Lamborghini.
Semua terparkir rapi di depan rumah, seolah menunjukkan kelas sang pemilik
rumah.
ISTAC sendiri dibangun oleh Prof. Syekh Muhammad Naquib Al Attas, seorang Guru Besar di bidang Islamic Studies di ISTAC- IIUM Kuala Lumpur. Ulama yang lahir di Bogor pada 5 September 1931 ini mendirikan ISTAC dengan maksud untuk merevitalisasi nilai-nilai peradaban Islam dan Islamisasi ilmu pengetahuan.
Prof. Syekh Muhammad Naquib Al Attas mendirikan ISTAC pada 27 Pebruari 1987. Awalnya, ISTAC terletak di jalan Damansara. Namun pada 4 Agustus 2008, ISTAC pindah ke lokasi sekarang ini di jalan Taman Duta Kuala Lumpur diatas tanah seluas 4,6 hektar. Kurikulum ISTAC mengkhususkan diri dalam bidang pemikiran Islam, peradaban dan ilmu pengetahuan pada tingkat Magister dan Doktor.
Main Hall ISTAC (source https://www.flickr.com/photos/extrumedia/8479410362) |
Memasuki gerbang kampus ISTAC, decak kagum pun kembali terucap.
Semua seolah tak percaya, ada bangunan seperti istana jaman Andalusia yang
semegah ini. Bangunan yang tinggi dan kokoh menyambut kami, disertai dengan
lambaian daun pohon kurma di sudut-sudut taman.
Semua sudut ruangan tertata bersih, bahkan nyaris seperti tidak pernah terkena debu. Sementara di dinding lampu-lampu hias menyala indah, menerangi tiap relung bangunan.
Di pintu masuk utama, seorang perempuan berjilbab tersenyum
lebar menyambut kami. Dengan ramah dia mempersilahkan kami masuk, dan
mengarahkan kami ke ruang di samping taman. Di sana sudah tersedia makanan dan
minuman untuk kami. Meski begitu, beberapa dari kami masih terkagum kagum
melihat ornamen ruangan dan koleksi lukisan dan lampu hias. Aku sendiri lebih
memilih untuk berkeliling dari satu ruang ke ruang yang lain. Ruangan yang
bersih dan tertata rapi membuat bangunan ini lebih mirip istana di banding
sebuah kampus. Sebuah lukisan jaman Andalusia yang terpampang di dinding
membuat nuansa kekhalifahan Turki Usmani sangat kental terasa.
Siang itu kami menunaikan sholat Jumat di sebuah ruangan yang
difungsikan sebagai masjid. Ruangan tersebut tepat berada di puncak menara,
sehingga dari luar tidak akan terlihat sebagai masjid. Konsekuensinya, jamaah
harus mendaki anak tangga yang cukup tinggi untuk mencapainya. Meski begitu,
jamaah yang datang cukup banyak, bahkan membludak hingga ke teras ruangan di
luar masjid.
Setelah sholat Jumat, kami disambut oleh Tan Sri Prof. Muhammad
Kamal Hasan. Dalam sambutannya, secara bercanda beliau menyebut ceramahnya
sebagai khutbah Jumat yang kedua. Berbeda dengan khutbah Jumat sebelumnya, kali
ini jamaah diperbolehkan bertanya atau tertawa menanggapi bentangan yang
disajikannya.
Tan Sri Prof. Dr. Mohd Kamal Hassan |
Kami juga diberi kesempatan untuk mengunjungi perpustakaan ISTAC
yang terletak di bangunan sebelah. Sama halnya dengan bangunan ISTAC yang lain,
arsitektur bangunan yang luar biasa membuat kami hanya bisa melongo dan
terkagum kagum. Ruang utama perpustakaan malah mengingatkan saya pada ruang
makan pada film Harry Potter. Megah, luas, dan terkesan mistis.
Library service |
Koleksi buku
perpustakaannya lumayan lengkap. Menurut penjelasan staf perpustakaan,
keseluruhan buku yang tersimpan mencapai 140.000 naskah. Koleksi tersebut
antara lain meliputi koleksi umum dan rujukan, manuskrip, micro film, dan
jurnal internasional. Perpustakaan ISTAC juga menyimpan lebih dari 6000 koleksi
manuskrip tua.
Bagikan
Berkunjung ke International Institute of Islamic Tought And Civilization (ISTAC), Malaysia
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
5 komentar
Tulis komentarMasyaAllah..
ReplyNamun saya masih penasaran dengan cerita lengkap kampus ISTAC..
Apakah ada cerita lain yang ingin di ungkap dengan kampus tersbut.. cerita tersembunyi yang banyak orang tidak mengetahui...
Mhon maaf saya kurang paham dengan kmpus ISTAC.. maka dari itu saya bertanya.. terima kasih
Maa SyaaAllah... keren istac dengan pendiri Prof. Syed Nuqaib Al Attas. ceritanya bisa dipanjangin lagi?
ReplyMba, numpang nanya, istac sama iium sendiri gimana? Apa memang satu kampus? Atau beda ya?
Replymemang subhanallah, dari sana lahir guru-guru besar kami.
ReplyMasya Alloh..... semoga bisa berkunjung ke istac
Replysilahkan masukkan komentar anda disini