Pagi ini, Kamis (26/6) saya bersama rombongan berencana untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan KKN
di lokasi. Rombongan terdiri dari Pak Abdullah selaku tim Ketua Tim, pak
Sururi, dan saya sendiri. Berangkat dari kampus sekitar jam 10 pagi, dan
langsung meluncur menuju lokasi di desa Pamongan kec Mojo.
posko 24 Pamongan |
Desa Pamongan merupakan salah satu desa terpencil dan
terletak di lereng gunung Wilis. Kontur wilayah yang berbukit bukit membuat
beberapa lokasi KKN menjadi sulit dijangkau. Ketersediaan air bersih juga menjadi
permasalahan tersendiri. Ditambah dengan sulitnya mencari pekerjaan di luar
sektor pertanian, membuat banyak warga desa Pamongan memutuskan untuk mencari
pekerjaan di luar desa. Umumnya mereka mengadu nasib dengan menjadi TKI di luar
negeri. Sehingga yang tertinggal di desa umumnya hanya orang tua dan anak-anak.
Pada kunjungan yang pertama Selasa lalu, Tim Monev telah
mengunjungi beberapa lokasi KKN. Lokasi tersebut antara lain posko 25, posko
26, dan posko 27. Rencana untuk mengunjungi posko 28 di dusun Tumpakdoro
terpaksa dibatalkan karena alasan medan yang sulit dikunjungi dengan kendaraan
roda 4.
Pada kunjungan yang kedua sekarang ini, posko KKN pertama
yang didatangi adalah Posko 24. Di posko tersebut, kami disambut hangat
mahasiswa. Umumnya mereka merasa senang didatangi dosen pembimbing dan Tim
monitoring, karena ada beberapa hal yang harus mereka konsultasikan. Mereka
juga memaparkan beberapa program kerja selama melakukan kegiatan KKN, antara
lain outbond di SDN Pamongan I, mengajar di TPA Baiturrahim, panjat pinang
untuk umum, pondok ramadhan, dan bimbingan belajar. Ketua kelompok KKN 24
kebetulan saat itu juga sedang mencari bambu petung yang akan dipakai untuk
panjat pinang.
tim monev KKN memeriksa agenda kegiatan posko 24 Pamongan |
Entah sudah disiapkan atau tidak, hari itu kami dijamu
dengan sangat berlebihan. Setelah disuguhi kopi susu dan kue kue, kami juga
disiapkan makan siang dengan menu lalapan dan sambal terasi. Dalam keadaan
lapar dan hawa dingin, sajian itu menjadi terasa nikmat.
suguhan yang tak terkira nikmatnya.... |
yummmii...... |
Posko KKN kedua yang kami kunjungi adalah Posko 23, yang
terletak hanya 2 km dari posko 24. Tidak banyak yang bisa kami eksplore di
posko ini, mengingat mayoritas mahasiswa sedang tidak di lokasi. Kami hanya
memantau rencana kegiatan dan mendengarkan paparan dari Ketua Kelompok.
posko 23 Pamongan |
Yang menarik di posko 23 adalah sebuah sungai kecil di bawah posko. Suara gemericiknya yang khas terdengar jelas dari halaman posko, mengundang saya untuk sekedar mencelupkan kaki di sela sela bebatuan.
sungai kecil dibawah posko 23 Pamongan |
Posko ketiga sekaligus yang terakhir kami kunjungi hari itu
adalah Posko 18 di desa Blimbing. Berbeda dengan dua posko pertama yang kami
kunjungi, posko 18 berada di lokasi terpencil yang sulit dijangkau. Mobil
avanza yang kami gunakan harus terguncang guncang menyusuri 2 km jalan makadam
yang tidak bersahabat. Tebing pinggir jalan juga terlihat dalam kondisi yang
labil, sehingga dikhawatirkan mudah longsor. Tidak ada perkampungan sepanjang
jalan tersebut, sampai akhirnya kami sampai di lokasi.
Jalan terjal berbatu menuju posko 18 Blimbing |
Spanduk KKN di jembatan sungai Blimbing |
Posko 18 terletak di tengah kampung, yang hanya dihuni
beberapa kepala keluarga. Terbatasnya jumlah warga yang menghuni kampung
membuat interaksi antar warga menjadi erat. Satu sama lain saling mengenal dan
saling peduli, sehingga kebersamaan sangat terasa. Sepeda motor umumnya hanya
diletakkan di luar rumah karena tingkat kriminalitas yang rendah.
P Abdullah memeriksa agenda kegiatan posko 18 |
penghuni posko 18 nasisss...... |
Seperti halnya posko KKN yang lain, kegiatan bimbingan
belajar (bimbel) masih menjadi kegiatan andalan disamping kegiatan mengisi
bulan Ramadhan. Hal ini mungkin karena program ini relatif lebih mudah dijalankan,
sementara anak anak kecil yang menjadi obyek bimbingan sangat berminat terhadap
kegiatan ini. Kegiatan non fisik lain yang juga cukup menyenangkan adalah
menjadi bilal dan khatib masjid jami’ Mboso. Beberapa mahasiswa mengaku baru
kali ini menjadi muadzin dan bilal sholat Jumat, dan itu cukup membuat kesan
tersendiri bagi mereka.
Bagikan
Monitoring & Evaluasi Kuliah Kerja Nyata
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
1 komentar:
Tulis komentarPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
silahkan masukkan komentar anda disini