Rasanya saya sudah gak ingat, kapan terakhir ikut upacara. Entah
itu tujuh belasan, hari Amal Bakti Depag, atau yang lainnya. Sekedar apel pun
jarang sekali aku ikut. Terakhir ikut mungkin pas aku prajab tahun 2000 dulu,
di Malang. Setelah itu, nyaris sama sekali tidak bersentuhan dan hal-hal
sedemikian.
Tapi tanggal 3 Januari 2015 kemarin ada hal yang luar biasa.
Bertepatan dengan Hari Amal Bakti Kementerian Agama, maka seluruh instansi
Kemenag diwajibkan melaksanakan upacara bendera. Tidak perduli hari itu
bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang berarti tanggal merah, semua
PNS Kemenag wajib ikut. Dress code nya pun sudah ditentukan, pakaian putih
bawah hitam dan memakai kopiah. Kata yang bikin undangan, itu sudah dress code
baku dari Jokowi.
Meski sempat jadi guyonan diantara kami, namun ternyata pagi
itu cukup banyak yang hadir dan berniat ikut upacara. Hampir semua mematuhi
dress code yang sudah ditetapkan, yaitu pakaian hitam putih dan berpeci hitam. Cara
berpakaian pun ikut-ikutan Jokowi, baju tidak dimasukkan dan lengan tergulung. Pertanda
siap mengikuti perintah Jokowi untuk kerja, kerja, dan kerja.
Sambil menunggu Pembina Upacara datang, kami sempat bercanda
sambil minum kopi di kantin. Ada yang bilang, semua toko busana sudah out of
stock baju putih, diborong orang Kemenag. Ada yang nemu stok baju lama di bawah
lemari, hingga sudah kekuning kuningan saking lamanya. Ada juga yang gak
terlalu peduli, dan memakai baju takwa. Yang penting putih, katanya.
Ya...ya.... gak papalah. Baju yang aku sendiri juga gak
putih putih polos amat.
Dan akhirnya upacara berlangsung (dengan tidak khidmat). Semua
petugas dari kalangan intern PNS STAIN Kediri, kecuali paduan suara dari
mahasiswa. Pengibar bendera mas Ayung, mas Dion, mbak Indri, teman teman
sendiri dari bagian Keuangan. Dasar pikiran orang usil, peserta upacara banyak
yang bertaruh, itu bendera nanti terbalik gak ya.....?
Doa orang usil bin syirik memang susah dikabulkan. Semua
berjalan dengan lancar. Pembacaan doa, pembacaan amanat dari Menteri Agama,
pembacaan UUD 1945, sampai pembacaan doa, semua berjalan lancar. Patut diapresiasi,
karena setahuku mereka hanya latihan sekali pada hari Jumat kemarin.
Di akhir upacara, ada sesi penganugerahan Satya Lencana
kesetiaan 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun. Mereka yang dipanggil namanya maju
ke depan, dan pak Ketua STAIN berkenan menyematkan medali Satya Lencana. Meski hanya
sekedar medali tanpa berarti finansial apapun, momen ini cukup menyenangkan. Banyak
dari mereka yang senyum senyum foto narsis dengan medali tersemat di dadanya. Belum
lagi sertifikat Satya Lencana yang ditanda tangani oleh Presiden Jokowi.
Alhamdulillah, akhirnya kami bisa dapat Satya Lencana juga,
setelah puluhan tahun hal seperti ini absen hadir di kehidupan PNS STAIN
Kediri.
Bagikan
Ikut upacara yukk......!
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
silahkan masukkan komentar anda disini