Tapi ya inilah adanya saya…. Saya sendiri bersyukur telah menjalani serangkaian hidup sejauh ini, dengan berbagai masalah dan anugerah yang silih berganti.
Pendidikan
Yang saya ingat, saya pernah menjalani masa taman kanak-kanak di TK Dharma Wanita di Ambulu. Letaknya di kantor kecamatan. Lalu masuk SD di SDN Ambulu I. Barangkali pertimbangan saya masuk SD itu karena ayahku juga guru di SD tersebut. Sehingga meski jauh dan harus berjalan kaki, saya jalani saja semua dengan senang hati.
SD ku tersebut letaknya di pinggir kali. Kadang kalau waktu istirahat atau guru lagi rapat, kami suka main di pinggir kali itu. Entah itu sekedar bergayutan di pohon bambu yang menjuntai ke tengah kali, atau main kapal-kapalan dari perahu kertas. Kami juga sering main perang-perangan dengan bedil dari pelepah pisang.
Banyak temanku disitu yang sekarang sudah mapan dan menjalani hidup sesuai cita-cita dulu. Yang saya tahu misalnya Edy Siswanto, yang sekarang sudah menjadi dalang kondang nasional. Juga Anom Wibowo, yang selepas SMA lalu masuk akademi kepolisian. Terakhir saya dengar sekarang dia berpangkat AKBP, dan menjabat kasatreskrim polwiltabes Surabaya.
Satu hal yang saya senangi waktu itu adalah menggambar. Sehingga tidak heran kalau halaman rumahku penuh coret-coretan hasil karya keisenganku. Adikku, Budi Caturriyanto, juga punya hobi serupa. Hanya bedanya, hasil gambar dia kata orang lebih bagus dariku Dalam beberapa kali lomba melukis, dia berhasil jadi juara. Sedang saya, masuk nominasi saja tidak… Dan sekarang, adikku telah menjadi salah satu pelukis andal di Denpasar, Bali.
Yang fenomenal menurutku waktu itu, ketika saya kelas 5 SD, kami sempat mengadakan pameran lukisan di kebon binatang Wonokromo Surabaya. Salah seorang temanku, Anom Wibowo, ikut juga menyumbang beberapa hasil coretan tangannya.
saat SMP saya sekolah di SMPN 1 Ambulu. Tidak ada yang istimewa rasanya. Tiga tahun kemudian saya masuk SMAK Santo Paulus Jember. Agak surprise rasanya saya yang anak desa ini masuk sekolah favorit di kota Jember. Sekolah katolik lagi, yang tentunya mayoritas siswanya dari golongan tionghoa. Malah seingatku, dari 40 orang murid dalam satu kelas, yang muslim hanya 5 orang, termasuk saya.
Masa SMA yang kata orang menyenangkan, tidak terlalu berkesan bagi saya. Waktu yang ada saya isi dengan belajar dan belajar. Hal ini sesuai dengan garis kebijakan sekolah yang menomorsatukan belajar, dibanding kegiatan ekstra atau pengisi waktu luang lainnya. Hasilnya, saat kelulusan saya berhasil menyandang predikat sebagai lulusan terbaik. Juga saat UMPTN, saya berhasil masuk ke FIA Unibraw Malang.
Semasa kuliah, saya sempat merasakan beberapa unit kegiatan mahasiswa. Diantaranya Korps Sukarela (KSR), bela diri Pandawa, jadi anggota senat mahasiswa (gak terlalu aktif sih!). Tapi rasanya yang paling berkesan adalah saat aktif di Unit Aktivitas Kerohanian Islam (UAKI). Disini banyak pengalaman yang saya dapat. Mulai dari pertemuan wilayah LDK di Unair, pelatihan kepemimpinan di Univ Bangkalan (Unibang, sekarang Unijoyo Madura), sampai forum silaturrahmi LDK (FSLDK). Sampai saat mau wisuda sarjana, jabatan terakhir yang saya pegang adalah ketua Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Pekerjaan
Setelah lulus kuliah, saya sempat nganggur beberapa waktu. Beberapa kali saya mengirimkan lamaran pekerjaan, tapi belum juga nemu yang cocok. Pernah ikut tes di WIKA, tapi gagal di tes akhir, wawancara. Trakindo pun pernah aku jajal untuk melamar. Sayangnya setelah beberapa kali tahapan tes, saya gagal di psikotes. Begitu juga dengan tes di beberapa BUMN maupun bank-bank terkemuka. Kalau saya hitung ada sekitar 95 surat lamaran yang telah saya kirim. Sampai akhirnya saya diterima kerja di PT Putra Surya Multidana, tbk (PSM). Posisinya gak tinggi-tinggi amat, sebagai surveyor. Tugasnya pun simple, mensurvey calon customer yang mengajukan pembiayaan kredit sepeda motor.
Satu tahun jadi surveyor, saya naik pangkat jadi Kepala Survey. Kali ini tugasnya agak kompleks, karena membawahi beberapa orang surveyor dan menangani approval kredit ratusan juta sehari.
Tapi krisis ekonomi tahun 1998 memukul sektor perekonomian Indonesia. Perusahaan tempat saya bekerja pun terkena dampak yang tidak kecil. Karyawan dirasionalisasi, sales dihentikan, dan jam kerja pun dikurangi. Akibatnya saya dimutasi ke bagian collector. Di sini saya sempat menjabat korwil, team khusus, adm team khusus, sebelum akhirnya saya mengambil tawaran resign dari perusahaan, dengan sejumlah kompensasi tertentu.
Alhamdulillah, selepas saya keluar dari PT PSM, saya diterima sebagai PNS di Kediri, kota tempat asal istri saya. Tepatnya saya diterima di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri, suatu institusi pendidikan negeri yang bernaung di bawah departemen agama. Di kota kecil yang menyenangkan ini saya memulai karir dari bawah. Rumah hanya kontrakan type 36, yang kalau hujan suka bocor dan banyak tikusnya. Jabatan saya di kantor pun hanya staf bidang kepegawaian.
Istri saya juga sempat kerja di PT Tiga Serangkai. Jabatan terakhir yang dipegang adalah manager IT, sebelum akhirnya memutuskan keluar dan kembali ke Kediri. Kadang saya kagum juga dengan otak encer istri saya itu. Alumni IF ITB itu nyaris bertangan dingin, berhasil di banyak hal yang dikerjakan. Sekarang dia bekerja sebagai PNS Pemkot Kediri disamping mengajar sebagai dosen di Poltek Kediri. Alhamdulillah, dari hasil pesangon dia di PT Tiga Serangkai dan hutang kanan kiri, kami bisa naik haji tahun 2008 lalu.
Minat
saya suka kereta api. Entah kenapa saya suka kereta api, saya sendiri gak tahu. Yang jelas rasanya senang melihat rangkaian besi panjang itu melaju berderet-deret. Kalau pas lagi lewat di perlintasan kereta di jalan, dan mendengar genta tanda kereta mau lewat, saya lebih suka berhenti, dan menunggu kereta itu lewat. Beda dengan orang lain yang mungkin malah menerobos palang pintu perlintasan itu.
Karena rasa suka itu, beberapa kali saya suka menjelajah tempat-tempat eksotis dengan jalur keretanya. Meski belum bergabung dengan IRPS, tapi saya sering bersama mereka menjelajah spot-spot kereta yang menarik. Karena seringnya traveling kereta, belakangan saya juga menekuni fotografi.
Saya juga menggemari olah raga, khususnya bulu tangkis dan bersepeda. Tidak terlalu ahli memang, tapi lumayanlah untuk sekedar mengeluarkan keringat.
Masih banyak hal yang masih harus saya capai dalam hidup ini. Beberapa kali mengalami jatuh bangun membuat saya sadar, bahwa hidup tidaklah semudah ketika saya menggambar di teras rumah saat kecil dulu.
Bagikan
About Me
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
6 komentar
Tulis komentarhoree pertamaaa ^^
Replyini kek cv tapi sangat amat lengkapp ^^ saluut dah,,loh poto berdua ma istri manaa neehh??
Replysalam kenal mas ^^
makasih mbak dah berkunjung :) Iseng aja aku tulis about me kayak gini, biar beda dari biasanya.
ReplyManado gimana kabarnya? Kangen juga mau ke Bunaken lagi naik perahu....
potonya kurang pak... :D :D :D
ReplySudah "kenal" bertahun-tahun di dunia blogging, baru tau detail biodata jenengan :)
Replysilahkan masukkan komentar anda disini