Hari itu, kami bangun terlambat. Cuaca terang benderang di luar sejenak membuat kami bingung. Baru jam 04.30 sudah seterang ini? Kami lupa, Kalibaru masuk Banyuwangi, yang sejam perjalanan ke arah timur udah masuk waktu Indonesita tengah. Setelah mandi dan menikmati breakfast, kami jalan2 sebentar menikmati pemandangan cottage. Kalau tidak diingatkan petugas hotel bahwa kami sudah ditunggu kru lori wisata di stasiun, mau rasanya kami berlama2 disitu.
Bergegas kami melangkah ke stasiun. Setiba disana, kru dan beberapa petugas segera menyiapkan diri melihat kami datang. Surprise rasanya! Biasanya kami yang menunggu kereta, sekarang kereta yang menunggu kami. Setelah mengatur jadwal wisata agar tidak berbenturan dengan jadwal kereta, kami segera berangkat. Sepanjang jalan kami terpesona dengan pemandangan di kanan kiri yang masih asri. Belokan tajam di sisi bukit dan jembatan menambah indah suasana.
Menjelang masuk terowongan, kami berhenti sejenak. Kesempatan itu tidak kami sia-siakan. Dengan berteriak gembira, kami berpencar mengambil gambar terowongan dan lori itu dari berbagai sudut. Pak Sudadi, masinis, hanya ketawa saja melihat tingkah kami. Katanya, para turis asing yang sering menyewa lori tersebut tidak seperti kami tingkahnya.
Setelah melewati terowongan, lori masuk stasiun Mrawan di spur 1. Rupanya sri tanjung mau lewat. Dengan berlari kecil kami kembali ke terowongan yang letaknya 200 meter dari stasiun. Kami berpencar mencari posisi yang tepat. Beberapa pekerja yang membetulkan kricak di mulut terowongan hanya terbengong melihat tingkah kami.
Pk.07.40 sri tanjung melintas. Rupanya kereta itu ditarik si bader lagi. Pk 08.45 lori bergerak maju perlahan ke arah timur. Menjelang jembatan tinggi diatas perkampungan Mrawan, kami diberi kesempatan lagi berhenti dan memotret dari beberapa sudut. Setelah itu lori bergerak cukup cepat
ke arah Garahan. Sepanjang jalan bau bunga kopi yang harum menyengat hidung. Rupanya kami beruntung, karena saat itu tanaman kopi mulai berbunga. Sehingga pemandangan di kanan kiri jalan menjadi sangat berkesan.
Tidak terlalu lama perjalanan untuk mencapai stasiun Garahan. Kembali kami masuk ke spur 1, menunggu KA Probowangi lewat. Kami dipersilahkan istirahat di dalam stasiun, karena pak Sudadi mohon izin mau membalik lori. Kami kaget, stasiun sekecil ini punya turn table? Sontak kami berebut naik kembali ke lori. Mau ikut membalik lok!
Tapi ternyata lori hanya bergerak bebarapa meter, dan mulai dipasang alat pembalik lori dibawahnya. Dengan dibantu 4 orang, lori mulai diangkat dan dibalik arahnya secara manual. O ala, kami kira ada turn
table. kami jadi ketawa geli sendiri. Pk 09.20 Probowangi masuk spur 2, disambut belasan ibu2 penjual nasi pecel. Pemandangan langka tersebut tentu tidak kami sia-siakan.
Setelah Probowangi berangkat, kami berbincang dengan pak KS dan kru lori wisata, sambil menunggu tanda aman dari sta Mrawan. Pada kesempatan itu kami sempat makan nasi pecel rame-rame, menambah jalinan keakraban.
Setelah ada kabar Probowangi telah lepas dari Mrawan dan menuju Kalibaru, lori bergerak kembali ke Mrawan. Kembali pemandangan kebun kopi yang harum mengiringi perjalanan kami. Di stasiun Mrawan kami diberi kesempatan mengabadikan perjalanan Pandanwangi yang melintas dari bawah jembatan. Agak susah kami menuruni lereng terjal dengan tanah gembur habis diguyur hujan. Tapi semua itu terbayar saat melihat Pandanwangi melintas jauh diatas jembatan tinggi.
Kami bermaksud segera kembali ke Kalibaru supaya bisa mengejar Mutiara Timur, kembali balik ke Surabaya. Sayangnya, kami dapat kabar kalau lori tidak boleh bergerak sebelum Mutiara timur melintas. Padahal saat itu Mutim saja belum masuk sta Kalibaru dari arahBanyuwangi. Tapi kami maklum, karena Mutiara Timur adalah kereta klas 1 untuk daerah ini, sehingga perlu prioritas utama.
Tapi gak papalah. Setidaknya kami bisa mendapat gambar Mutiara Timur yang muncul dari dalam terowongan. Dan pada pk 10.25 Mutiara Timur melaju cepat melintasi terowongan.
Dengan rasa puas, kami kembali ke sta Mrawan. Tapi rupanya kami tidak perlu berjalan kaki lebih jauh, karena pak Sudadi berinisiatif menjemput kami di terowongan dengan lorinya. Terima kasih pak!
Pk 11.00 kami tiba di sta Kalibaru. Setelah mengucapkan terima kasih dan berfoto2 sejenak kami mohon diri. Karena tidak ada lagi kereta yang melintas ke arah barat sampai jam 2 nanti, kami terpaksa naik bis ke arah Surabaya. Di Surabaya kami berpisah dan kembali ke tempat masing-masing, setelah berjanji untuk treking bersama lagi nanti
Bagikan
Lori Wisata di Gunung Kumitir (2)
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
1 komentar:
Tulis komentarSy mau tanya sedikit ttg Wisata Lori Kalibaru :
Reply- dalam 1 hari ada brp kali ?.
- biaya sewa lorinya brp ?.
- 1 kali perjalanan pp makan waktu brp jam ?.
- apakah bisa datang pesan langsung jalan atau hrs pesan bbrp
hari sebelumnya ?.
- No. tilp contact person utk sewa lorinya no. brp ?.
Tx.
silahkan masukkan komentar anda disini