tulisan ini pernah saya posting di milis keretapi@yahoogroups.com beberapa waktu yang lalu. Namun rasanya masih menarik untuk ditampilkan disini
Sesuai dengan rencana, pada hari Sabtu-Minggu 3-4 Nopember 2007 kemarin kami mengadakan treking ke
gunung Kumitir dan sekitarnya (Garahan-Mrawan-Kalibaru). Pesertanya adalah saya, Agung Renggono, Ito Nugroho, dan Zudi. Zudi dan Agung berangkat dari Gambir naik Argo Anggrek, sedang saya dan Ito menunggu di Gubeng. Rencananya kami akan naik Mutiara Timur siang dari Gubeng ke Kalibaru. Namun setelah ditunggu-tunggu, Zudi dan Agung tidak juga kunjung datang sampai Mutiara Timur berangkat. Ternyata Argo Anggrek terlambat sampai di stasiun Pasar Turi. Pk 10.05 kereta baru masuk Pasar Turi.
Rencana yang semula di susun terpaksa dirubah. Agar tidak mengurangi makna dan kesenangan treking, kami
menghindari naik bis ke Kalibaru. Kami memutuskan naik KA Penataran sampai ke Lawang, yang nantinya
bersambung dengan KA Tawang Alun ke Kalibaru. Resikonya, jadwal treking di Kalibaru hari itu kami
batalkan. Di stasiun Lawang kami sempat berjumpa dengan kereta NR yang ditarik CC20113 dari arah
Malang.
Pk. 14.27 Tawang Alun berangkat dari sta Lawang. Kereta ini berhenti 10 menit di Bangil untuk membalik
lok, lalu terus melaju ke arah Banyuwangi. Berhubung hari menjelang malam, tidak banyak foto yang kami
dapatkan dari perjalanan ini. Berkali-kali kami terpaksa gigit jari melihat banyak spot bagus yang terlewat. Terlebih daerah antara Kalisat sampai Kalibaru yang melewati banyak jembatan dan 2 terowongan. Apa boleh buat, kami terpaksa hanya mengagumi saja tanpa bisa memotretnya.
Pk 20.15 kereta tiba di Kalibaru. Ternyata kami sudah ditunggu oleh beberapa petugas di sta Kalibaru, karena
dalam kontak kami sebelumnya, kami akan tiba dengan Mutiara Timur. Untunglah jadwal lori wisata yang telah
kami pesan sebelumnya belum dibatalkan. Setelah berbasa-basi sejenak dan menyelesaikan administrasi
pembayaran, kami menuju penginapan (resort) yang terletak di seberang stasiun.
Meski direkomendasikan oleh petugas di stasiun, agak ragu kami masuk penginapan itu. Pintu gerbangnya yang sepi, pohon2 tinggi menjulang, lampu yang temaram, dan nyaris sepi tanpa satu orangpun nampak, membuat kami maju mundur untuk melangkah. Di salah satu ruang dengan penerangan seadanya, Agung melihat lukisan diri orang tua terpampang di dinding. Sempat terlihat samar beberapa orang berjalan pelan. Anehnya, kebanyakan mereka berbadan tinggi besar, tua, berambut putih, dan terkesan acuh melihat kami. Benar2 menyeramkan! Jangan2, ini seperti rumah tua di film2 horor Indonesia.
Dengan hati yang dikuat2kan, kami berputar mengelilingi rumah. Sesaat kemudian kami baru bisa menemukan resepsionis yang menyambut kami dengan ramah. Tapi udara dingin, suasana sepi, minim cahaya, dan bau aneh yang menusuk tetap belum mampu meyakinkan kami untuk menginap disitu. Dan tiba-tiba, Duunnggg...... kami terlonjak kaget setengah mati mendengar suara gong besar disamping kami ditabuh sekuat tenaga oleh resepsionis. Ternyata sang resepsionis memanggil room service untuk mengantarkan kami ke kamar. Duh, kami pikir.....
Tapi kekhawatiran kami sirna seketika ketika melihat kamar dan fasilitas yang ditawarkan. Rasanya segala
capek dan takut jadi hilang. Rupanya ini salah satu cottage yang sering dikunjungi para turis asing yang
berwisata di Kalibaru. Pantas saja suasana dibikin agak sunyi dan jauh dari hingar bingar. TV saja gak
ada, baik di resepsionis maupun di tiap kamar.
Dasar railfan, setelah mandi dan sholat, kami kembali ke stasiun di seberang hotel. Hujan rintik dan gelapnya malam tidak menyurutkan niat kami. Di emplasemen stasiun, kami dikejutkan dengan rangkaian 3 kereta dan loko BB303. Rupanya itu adalah KA Pandanwangi yang stabling disitu. pagi2 jam 04.55, Pandanwangi dijadwalkan berangkat ke Banyuwangi. Ito dan Agung pun sibuk memasang tripod dari beberapa posisi. Nyoba foto malam, katanya.
Pk. 22.15 Sri Tanjung masuk di sepur 2. Surprise bagi kami, jeng Sri ditarik si bader, CC20145. Hujan yang
turun semakin deras menghalangi kami mengambil gambar. Niat kami yang menunggu Mutiara Timur malam dari Banyuwangi terpaksa kami urungkan. Hawa dingin dan kantuk memaksa kami balik ke hotel. Malam itu kami tidur dengan pulas.
Bersambung
Bagikan
Lori Wisata di Gunung Kumitir (1)
4/
5
Oleh
Tri Hartanto
silahkan masukkan komentar anda disini